Di Amerika Serikat dilaporkan makin banyak orang dewasa dan remaja
yang didiagnosis mengalami tuli karena usia lanjut (presbiakusis) yang
normalnya kondisi ini baru muncul di usia 50 tahun-an. Rupanya, para
remaja dan orang dewasa muda itu adalah orang-orang yang setiap hari
mendengarkan earphone selama berjam-jam.
Menurut ahli audio dari Cape Town Medi-Clinic, Lisa Nathan, akumulasi dari suara bising atau keras akan berkembang secara perlahan dan nyaris tanpa gejala. “Butuh waktu beberapa tahun sebelum gangguan muncul atau orang tersebut mengalami masalah pendengaran,” katanya.
Misalnya, seorang remaja 15 tahun yang sering mendengarkan MP3 atau
iPod dalam volume suara yang keras setiap hari, mungkin baru mengalami
gangguan pendengaran saat usianya menjelang 30-an.
“Cepat lambatnya kerusakan pendengaran juga ditentukan oleh gaya
hidup dan paparan pada sumber suara bising lainnya, misalnya, jika orang
tersebut sering ke klub atau memainkan band, maka kerusakannya akan
lebih buruk,” katanya.
Telinga sendiri diciptakan dengan berbagai bagian fungsi yang saling
bekerja sama sehingga seseorang mampu mendengar, memproses, dan memahami
dunia di sekitarnya. Namun, saat suara di sekitar kita terlalu keras
atau bising, sel-sel rambut yang halus di rumah siput dalam telinga
(koklea) akan rusak. Sel rambut ini berfungsi menangkap frekuensi suara
dan meneruskannya ke pusat persepsi pendengaran di otak.
“Pada awalnya kerusakan sel rambut hanya bersifat sementara.
Gejalanya seperti saat salah satu telinga ditutup. Terkadang gejala ini
juga diikuti dengan tinnitus, yakni kondisi di mana kita seperti
mendengar dengungan di telinga,” papar Nathan.
Tinnitus sebenarnya adalah hal yang normal karena merupakan tanda
telah terjadi kerusakan di dalam sel rambut. Namun, makin sering
kerusakan itu terjadi, kerusakannya pun akan menjadi permanen karena
sel-sel yang rusak tadi tidak sempat memperbaiki diri atau keburu mati.
Akibat dari kerusakan permanen tadi adalah tuli.
Suara diukur berdasarkan desibel (dB), dengan nilai 0 merupakan suara
paling lembut yang bisa didengar manusia dan 180 adalah suara bising
yang ditimbulkan oleh roket yang akan diterbangkan ke luar angkasa. Rata-rata level suara percakapan sekitar 60 dB, sementara suara dari
konser musik rock mencapai 115 dB. Para ahli percaya, paparan suara yang
melebihi 85 dB dalam jangka panjang sangat berbahaya. Perlu diingat,
volume suara tertinggi dari pemutar MP3 atau iPod adalah sekitar 100 dB.
“Level maksimal yang disarankan adalah kurang dari 85 dB,” kata Nathan.
Gunakanlah alat
pemutar musik dengan baik dan benar, berikut tipsnya :
- Volume tidak boleh lebih dari 80 db atau tombol volume dipasang pada 50-60 % total volume.
- Jangan terlalu lama mendengarkan musik melalui earphone, apalagi terus menerus. Beri istirahat telinga setiap ½ -1 jam. Sebab jika organ dalam koklea merasa capek, pendengaran bisa mengalami rusak permanen.
- Gunakan alat pemutar musik yang memiliki volume control.
- Jangan gunakan alat pemutar musik dalam pesawat terbang atau pada lingkungan ramai, sebab di situasi itu Anda cenderung menaikkan volume yang akan merusak pendengaran.
- Gunakan jenis earphone yang bisa mengurangi suara di latar belakang sehingga kita bisa mendengar suara musik dengan nyaman tanpa terganggu masuknya suara di sekitar. Dengan begitu, kita tak perlu menyetel musik dalam volume keras.
0 komentar:
Posting Komentar